Minggu, 03 Mei 2009

Menakar Relasi Bima-Makassar

Terbentuk Forum Kajian Wilayah dan Budaya Masyarakat Pulau Sumbawa Makassar

KERAJAAN
Gowa-Tallo (Makassar) memegang peranan penting dalam proses konversi masyarakat dan Kerjaan Bima ke Islam pada abad ke 17 M atau tahun 1609 M.
Konversi itu dilakukan setelah Gowa menaklukan Bima untuk mencegah jalur timur direbut Belanda. Itulah awal mula hubungan dua kerajaan.
Relasi Kerajaan Gowa-Bima sangat dekat dan berlangsung selama hampir satu abad setengah yang diwarnai dua kerajaan saling menikahkan keluarga masing-masing.
Suku yang mendiami Bima adalah suku asli Donggo dan Mbojo. Suku Mbojo adalah di antaranya para migran dari Makasar yang datang ke Bima sekitar abad ke-14 M. Mereka berbaur dan menikah dengan orang asli Bima dan mendiami daerah pesisir.
Demikian antara lain sejarah awal hubungan Makassar-Bima yang diuraikan dalam diskusi periodik yang digelar Forum Kajian Wilayah dan Budaya Masyarakat Pulau Sumbawa Makassar di Makassar, akhir pekan lalu.

"Diskusi sejarah ini merupakan bagian dari kajian wilayah bagi rencana pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat," jelas Ketua Umum Forum. Dr Syafiuddin HM Saleh MS.
Forum yang terdiri dari tiga kelompok kerja tersebut menghimpun sejumlah tokoh masyarakat Bima, Dompu, dan Sumbawa di Makassar.
"Keterkaitan budaya kerajaan-kerajaan di Sumbawa dengan Sulsel merupakan salah satu kekuatan dan bargaining bagi rencana pembentukan Provinsi Sumbawa," tambah Sekretaris Forum Mayong Maman Mpd.(firmansyah)
Baca Walipu......

Jumat, 14 November 2008

Mahasiswa Bima Gelar Unjuk Rasa di Monumen Mandala

Liputan Khusus Festival Keraton di Gowa

Makassar, HabaMbojo - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bima se-Makassar menggelar aksi unjuk rasa di depan Monumen Manggala sekitar pukul 10.25 Wita.

Dalam orasinya demonstran meminta kepada pemda Bima agar segera mencabut SK Nomor 555 TAHUN 2008 Tentang Eksplorasi dan Eksploitasi tambang batu Mangan di Kecamatan Belo.

Sebelum melakukan orasi didepan Monumen Mandala, para demonstran terlebih dahulu berunjukrasa depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar.

Mereka juga mengancam apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam jangka waktu 4X24 jam, maka mereka akan melakukan hal-hal yang mereka anggap perlu dilakukan.
Baca Walipu......

112 Kontingen Kesultanan Bima Tiba di Makassar

Liputan Khusus Festival Kraton di Gowa

Makassar, HabaMbojo - Sebanyak 112 anggota rombongan Kesultanan Bima tiba di Makassar, Kamis (13/11). Rombonga Kesultanan Bima yang tiba dengan kapal motor eNTeBe Express tersebut dipimpin Hj. Nurdin SH yang tiba sekitar di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Kamis (13/11) sekitar pukul 16.00 wita.

Rombong diterima langsung Kerukunan Keluarga Bima Sulsel Ibrahim H Achmad MM. Dalam sambutan penerimaannya Ibrahim mengatakan, mengucapkan selamat datang pada rombongan.

Menurutnya, pada Festival Keraton Nusantara Kesultanan Bima akan mengikuti delapan jenis kegiatan.

Pada event Festival Keraton Nusantara yang berlangsung di Kabupaten Gowa yang di ikuti 45 Keraton se Indonesia, Kesultanan Bima mengirim 100 orang utusan plus melibatkan sekitar 100 warga Bima yang berdomisili di Makassar. Di Bima kami dipeserta dilepas Bupati Bima Ferry Zulkarnaen pada Rabu (12/11),"demikian ungkap Ibrahim, Kamis (13/11),

Pada event tersebut delegasi kesultanan Bima akan ikut serta pada kegiatan kirab agung. Dalam Kirab Agung yang dilaksanakan pada hari pembukaan Festival Keraton Nusantara, kesultanan Bima akan menampilkan Adat istiadat kerajaan bima, berupa atraksi tentara berkuda, parade panglima perang.komandan kalilah, pakaian pesangi (pakaian khas raja bima), permainan rakyat main asoka, (ciri khas bima), manca, tarian klasik (lenggo), 60 orang prajurit sumba, akan berpakain merah, wanita berpakaian baju porro, barisan pejabat eksekutif kerajaan, para kepala desa, dan perwakilan rakyat dengan baju bima dengan baju koko dan simbolo.

Rencananya rute kirab mengambil start dari Mesjid Syech Yusuf Makassar berakhir Istana Balla Lompoa Kabupaten Gowa.

Selain itu, Kesultanan Bima juga akan ikut berpartisipasi pada event festival kuriner istana, pameran benda kerajinan. Gelar budaya daerah tarian dan permainan rakyat dan pakaian pengantin adat Bima. Dialog budaya yang dilaksanakan di Malino tgl 16 Nov. 17 Siang ditutup dengan HUT GOWA. Pada kegiatan kuriner istana Bima akan menampilkan kuriner ikan bandeng, makanan rusa, sea food.
Baca Walipu......

130 Delegasi Kerajaan Bima Ikuti FKN VI

Liputan Khusus Festival Kraton di Gowa

Makassar, HabaMbojo - Sebanyak 130 orang yang dipimpin keluarga Raja Bima akan mengikuti Festival Keraton Nusantara yang berlangsung di Bala Lompoa, Sungguminasa Gowa, mulai 14-17 November mendatang.

Masuk dalam rombongan Kerajaan Bima itu adalah mereka yang akan mengikuti tari tradisional yang merupakan kekayaan khasanah Kerajaan Bima.

Rombongan peseta yang akan mengikuti Festival Keraton dari Kerajaan Bima itu dipimpin Bupati Bima Feri Zulkarnain yang juga merupakan cucu Raja Bima yang terakhir Abdul Kahir.

Untuk mempersiapkan perlengkapan di Makassar telah datang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bima Zaidun Abdul Hamid yang ditunjuk sebagai ketua panitia lokal Bima.

Mendampingi Zaidun datang dari keluarga Raja Bima Ferdy Ferdiansyah Fajar Islam yang juga merupakan cucu dari Putra Kahir.
Baca Walipu......

Selasa, 17 Juni 2008

62 Ribu Warga Miskin Bima Terima BLT

Mataram, Haba Mbojo - Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk warga miskin di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun anggaran 2008 mencapai Rp3,097 triliun yang ditujukan kepada 567.605 Rumah Tangga Miskin (RTM).

Khusus di Kabupaten Bima dan Kota Bima ada sekitar 62 ribu lebih warga miskin akan kebagian dana BLT tersebut.

Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Perempuan NTB, Junaidi Najamuddin, di Mataram, Selasa (17/6), mengatakan, sebagian BLT untuk untuk warga miskin di NTB sudah disalurkan sejak 1 Juni lalu namun hingga kini masih sebaras Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB.

Delapan kabupaten/kota lainnya baru akan disalurkan akhir Juni hingga awal Juli mendatang untuk tahap pertama dan September hingga Oktober untuk tahap kedua.

Sasaran BLT secara keseluruhan mencapai 567.605 atau sesuai jumlah warga miskin yang menjadi sasaran program beras untuk warga miskin (raskin).

Rinciannya, untuk Kota Mataram sebanyak 21.723 RTM, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 121.610 RTM, Lombok Tengah 129.915 RTM, Lombok Timur 145.767 RTM, Sumbawa, 46.093 RTM, Dompu 30.631 RTM, Bima 52.454 RTM, Kota Bima 9.673 RTM dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 9.739 RTM.(Antara/lafiri)
Baca Walipu......

Sabtu, 14 Juni 2008

Dou Mbojo Nikmati Tarif Kapal Murah

Jakarta, Haba Mbojo - Angkutan laut perintis di daerah NTB dilaksanakan sejak tahun 2006, Pelabuhan Bima yang masih tergolong pelabuhan kelas V ini mempunyai peranan penting dalam angkutan laut perintis untuk membuka isolasi daerah terpencil.

Kepala Adpel Bima Agus Suwarno mengatakan, angkutan laut perintis tersebut tujuannya untuk membuka transportasi daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh transportasi darat. Sedangkan keberadaan kapal angkutan perintis ini mendapat subsidi dari pemrintah pusat sebesar sekitar Rp3 miliar dalam setahun atau Rp11 juta perhari.

Menurut dia, karena keberadaan angkutan laut perintis ini tidak komersil maka tarif yang diberlakukan juga cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat.

Misalnya tarif untuk pelayaran dari Bima ke Calabai yang berjarak 80 mil dikenakan tarif sebesar Rp32.000 setiap penumpang untuk orang dewasa, anak-anak Rp25.600. Sedangkan untuk barang dihitung dengan kelipatan per 50 kg dengan tariff Rp2.000, untuk binatang kerbau Rp 70.000 per ekor dan kambing Rp11.000.

"Mereka selama ini dilayani oleh KM Bestindo milik PT.Fajar Indah Tirta Abadi yang ditunjuk untuk mengelola pelayaran perintis dengan menggunakan kapal coaster 500 DWT buatan tahun 1977," kata Agus dan menambahkan meskipun kapal tersebut tergolong tua tapi dari segi keselamatan laik.

"Kami belum bisa menyediakan ruangan penumpang yang nyaman, karena kapal yang ada ini jenisnya kapal barang sehingga penumpang hanya duduk diatas tempat barang beratapkan terpal biru yang fungsinya sekedar melindungi sengatan matahari dan guyuran hujan.

"Kami belum bisa menyediakan tempat duduk yang nyaman seperti kapal penumpang," tambahnya saat wartawan mengunjungi Pelabuhan Bima baru-baru ini.

Ia mengatakan, angkutan laut perintis ini dilaksanakan oleh perusahaan pelayaran swasta melalui mekanisme pelalangan umum untuk penyediaan armada angkutan lautnya dan biaya operasionalnya disubsidi oleh pemerintah pusat.

Swasta yang ditunjuk untuk melaksanakan angkutan perintis tersebut diberi trayek untuk berlabuh di pelabuhan kecil di daerah terpencil dengan pengawasan pihak pemerintah setiap kali pelayaran, katanya.

Menurut dia, subsidi pemerintah untuk pelayaran perintis tersebut sudah diperhitungkan dengan biaya operasional termasuk biaya BBM termasuk biaya perawatan kapal dan margin keuntungan. Sementara hasil penjualan tiket dikelola langsung oleh pemiliki kapal untuk menambah biaya operasional yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Dalam penyelenggaraan angkutan laut perintis pemerintah telah menetapkan kebijakan jangka menengah/berkelanjutan dengan meningkatkan keterpaduan dan sinergi dalam penyelenggaraan angkutan laut perintis dengan lintas sektoral berdasarkan pendekatan pembangunan wilayah, sehingga pengembangan ekonomi wilayah tersebut lebih cepat berkembang.

Dalam pelaksanaannya, katanya, pengelola angkutan laut perintis harus tunduk terhadap kontrak sehingga kapal-kapal perintis harus tetap menyinggahi pelabuhan-pelabuhan kecil yang ada dalam kontrak itu meskipun penumpang yang diambilnya hanya satu atau dua penumpang saja dan bahkan mungkin tidak ada penumpang.

Lama singgah di pelabuhan-pelabuhan kecil tersebut minimal dua jam sedangkan di pelabuhan pangkal yang menjadi home base kapal ditetapkan dua hari.

Menurut Agus, dari daerah terpencil barang yang sering dibawa dari daerah terpencil pada umumnya hasil pertanian dan perkebunan seperti mete, bawang merah untuk dijual di daerah di ibukota provinsi NTB, Mataram, sedang barang yang diangkut dari Mataram atau Bima ke daerah terpencil biasanya bahan bangunan seperti semen, cat, batu bata dan sebagainya.

Ia mengatakan, roda perekonomian daerah seperti daerah di pulau-pulau terpencil sangatlah tergantung dari angkutan laut. Oleh karena itu, kehadiran kapal baru perintis ini merupakan upaya pemerintah guna mengoptimalkan angkutan laut guna mendorong pertumbuhan perkonomian daerah terpencil.

Menurut data dari Ditjen Perhubungan Laut, pada tahun 2008 jumlah pelabuhan yang disinggahi oleh kapal laut perintis mencapai 418 pelabuhan terdiri dari 29 pelabuhan pangkal dan 50 trayek. Jumlah kapal yang melayani sebanyak 56 unit kapal.

Untuk Kawasan Indonesia Timur dilayani oleh 45 kapal sedangkan untuk untuk Kawasan Indonesia Barat 11 unit kapal.

Sejak tahun 2002 ruas trayek perintis yang sudah berubah menjadi trayek komersil, diantaranya Pangkalan Sintete 1 trayek, yaitu Sintete-Karimata-Manggar-Kendawangan-Cirebon PP, mulai tahun 2005 dihapus untuk dijadikan trayek komersil.

Untuk meningkatkan pelayaran, sampai tahun 2008 ini pemerintah telah membangun 25 unit kapal terdiri dari tujuh unit ukuran 750 DWT, 13 unit ukuran 500 DWT dan lima unit ukuran 35 DWT.

Dari jumlah tersebut 21 diantaranya telah diserahterimakan opersional kepada pemerintah propinsi sedangkan sisanya empat unit masih dalam proses pembangunan.

Nusa Tenggara Barat (NTB) yang banyak daerah pemekaran terutama di pulau-pulau terpencil menyimpan banyak potensi hasil bumi masih memerlukan angkutan laut perintis guna membuka perekonomian di daerah tersebut.

Untuk itu, Pelabuhan Bima yang merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur telah siap menjadi pelabuhan Feeder yang menghubungkan daerah terpencil di daerah NTB tersebut.(Antara)
Baca Walipu......

Sejumlah Pelabuhan di Bima Rencana Dikeruk

Jakarta, Haba Mbojo - Untuk mempersiapkan kapal perintis baru tersebut kini sedang dipersiapkan pemasangan rambu suar dan pengerukan beberapa pelabuhan kecil yang saat ini sudah mulai dangkal, kata Agus.

Kepala Adpel Bima mengatakan, kapal baru perintis tersebut diperkirakan akan datang paling lambat tahun 2009. Dan untuk itu pelabuhan Bima juga perlu dilakukan pengerukan alur pelabuhan dan perbaikan suar untuk keselamatan pelayaran.

Pelabuhan Bima yang kini tergolong pelabuhan pangkal telah menjadi home base kapal barang perintis Bestindo V yang beroperasi sebagai kapal perintis sejak tahun 2006.

Pelabuhan Bima menjadi pelabuhan penting peranannya dalam angkutan laut perints yang menghubungkan wilayah terpencil di NTB, NTT dan hingga ke Makasar.

Dinas Perhubungan NTB pada tahun anggaran lalu telah melakukan program peningkatan pelabuhan di Benete, Sape, Calabai, Labuhan Lombok, Waworada dan Cempi, sedangkan program pembangunan keselamatan pelayanan telah membangun empat menara suar, pengerukan alur pelayaran Lembar, dan membangun pelabuhan Telong Elong, Labangka.(Antara)
Baca Walipu......